Tuesday, April 17, 2012

SURAT KECIL UNTUK SAHABAT

Maaf sudah terlalu lama tidak berbincang lagi denganmu, tidak bermaksud demikian. Ketahuilah, pertemanan yang sesungguhnya bukan diukur seberapa banyak berbicara, seberapa banyak kita saling berbagi cerita, seberapa banyak senyum yang ku berikan padamu, atau senyummu yang berbalik untukku. Saling sapa menurutku sudah memberikan sebuah arti, yang tandanya, aku dan kamu saling mengenal, dan itu artinya kita teman bukan?

Mungkin sekarang, aku terlalu asyik dengan lingkungan baruku. Sehingga menurutmu, aku lupa akan kisah cerita kita. Dari awal aku sangat paham dengan sifatku ini, harusnya, kau pun mengerti. Awal yang membahagiakan tak selalu berujung indah kawan, tapi pertemanan yang menitipkan sebuah kesan dan pesan didalam ceritanya pasti terdapat sebuah titik baik bahagia atau sedih.

Sudah yah, jangan terlalu memikirkan hal yang terlampau lebih dari batas pemikiranmu tentangku yang sekarng. Hubungan yang baik karena adanya komunikasi yang baik. Bukankah dalam islam pun, menyambung silaturahmi itu ibadah? Itu artinya wajib bukan? Sekarang, saatnya aku berbagi waktu dengan yang lain. Dan ingatlah tanpa mengurangi sedikit pun rasa peduli antar sesama umat beragama, sesama mahluk sosial, dan sesama mahluk yang tercipta dari-Nya.

☺☺☺☺☺☺☺☺☺ (Shinta R.Anggraini)

UNGKAPAN SYUKUR

Bersyukur itu nikmat "ALHAMDULILLAHIRABILALAMIN" ☺
Merasa tak pernah bisa menjadi seperti yang sekarang ini, entah dengan apa saya harus mengungkapkan kebahagian maupun sedih yang saya rasakan, tetapi tentu saja, saya belajar memahami makna mensyukuri sebuah nikmat yang telah Ia berikan.
Hari ini, merupakan bentuk mengaplikasikasikan rasa bersyukur yang saya terapkan; tidak hanya mengucapkan lafadzh hamdalah, tetapi lebih ke tindakan yang sifatnya mungin terkesan sedikit 'agak' berlebihan. Ungkapan rasa syukur itu, saya lakukan dengan berbagi sedikit rejeki (acara makan-makan bersama di sebuah tempat pusat makanan steak di Kota Bandar Lampung 'OBONK', dalam rangka doa bersama atas kebahagian yang dirasakan saya dan Dina, karena kami baru saja mendapatkan beasiswa) yang telah Allah berikan. "Terimakasih Ya Allah, aku mohon pada-Mu, jangan pernah berhenti untuk memberikankku sebuah nikmat."

Mendapatkan beasiswa, membuat perasaan saya menjadi senang, bahagia, bahkan bangga (tidak dalam konotasi sombong), tetapi bangga, karena dengan mendapatkan beasiswa, yang itu artinya sedikit banyak saya akan membantu meringankan beban atau tanggung dalam hal menjalankan kewajibannya sebagai orang tua; membiayai masa pendidikan saya sampai selesai masa perkuliahan

Seperti biasa, saya selalu menyempatkan diri untuk mendokumentasikannya, sebagai kenang-kenangan.
(yang punya hajat nih, saya dan Dina)

(menunggu, makanan tiba)

 (˘⌣˘)ε˘`) , terimakasih semua atas doa dan kehadirannya.
Terimakasih Ya Allah..

(obonk steak, tenderlandon steak, dan nasi terayaki sebagai menu pilihan kami dalam makan bersama ini)
(waktunya menyantap hasil rejeki,dan apapun makanannya, minumya tetap 'tehbotolsosro')








 


☺☺☺☺☺☺☺☺☺ (Shinta R.Anggraini)

BERSYUKUR ITU NIKMAT


Terlepas dari permasalahan yang dinamakan sebuah kesenangan, saya selalu berusaha menikmati setiap prosesnya. Kenapa permasalahan? Karena menurut saya, di setiap hal yang menyenangkan pun ternyata masih saja terselip sebuah masalah, apa itu? 
"LUPA BERSYUKUR"

Dalam hal ini, saya mencoba saling mengingatkan sesama mahluk hidup ciptaan-Nya, tak ada yang sempurna dan kekal di dalamnya, apapun itu, dan dalam bentuk apapun itu, KECUALI jika kita terus berusaha dan belajar memaknai cara berterimakasih atas "nikmat" yang telah Ia berikan kepada kita, dengan cara apakah itu? Saya pun masih merasa terlalu dini dan masih belajar dalam menafsirkan arti dari sebuah kata "syukur", namun secara harfi'ah bersyukur itu dapat diartikan berterima kasih atas apa yang telah kita peroleh.

Jadi, bukankah bersyukur dapat dikatakan sebagai sikap yang "wajib" untuk kita? Mengapa saya katakan wajib, karena menurut saya, selama kita masih dapat merasakan sesuatu yang merupakan timbal balik dari perilaku ataupun sikap yang kita perbuat, yang bersifat / berdampak baik maupun buruk, suatu rasa yang dinamakan "nikmat" itu harus disyukuri. (Contoh, tatkala kita mendapatkan "nikmat" yang berupa cobaan pun wajib untuk bersyukur. Hanya syukur yang dimaksudkan ini diwujudkan dalam bentuk bersabar).

Lalu bagaimana cara kita bersyukur?
  1. Yang paling ringan adalah dengan mengucapkan lafadzh "Alhamdulillahi robbil'alamin", segala puji hanya untuk Allah, Tuhan semesta alam.
  2. Dengan meningkatkan amal perbuatan baik (melaksanakan perintah-Nya), dan meninggalkan perbuatan-perbuatan jelek (menjauhkan diri dari larangan-Nya).
  3. Menggunakan apa yang telah kita peroleh untuk lebih mendekatkan diri kepada-Nya.
  4. Membiasakan / melatih diri kita untuk menerima segala sesuatu dengan ikhlas, dan mencoba menghadapi sesuatu yang sulit dengan cara bersabar.
Dan mungkin masih banyak hal lain yang dapat mencerminkan sikap kita dalam bersyukur (tentunya dalam hal yang bernilai positif).

Menulis hal ini, terinspirasi karena hal-hal yang terlewatkan hari ini. Ingin tau hal apa sajakah itu? Temui di postingan saya berikutnya :), Terimakasih Ya Allah....Terimakasih Yang Maha Besar, Terimakasih Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
☺☺☺☺☺☺☺☺☺ (Shinta R. Anggraini)