Sunday, January 5, 2014

Dulu




Pesan yang tersembunyi dalam kelamnya gulita
Isyarat yang tak kunjung pergi merekat seperti ilusi
Aku merindu, aku tenggelam, lalu aku terjatuh dalam nestapa yang begitu sendu
Memburu satu pintu tuk rapatkan kedua kakiku berdiri tegak di depanmu

Tinggallah disitu,
Jangan lagi kau berbaik arah. Karena di belakangmu sana ada jurang kebencian
Tunggu aku sebentar di sana. Aku hanya perlu jatuh tuk sampai di samudera yang tak berdasar

Samudera yang dulu kau sebut cinta..

Friday, January 3, 2014

Air Asin..

Merasa buta karena terlalu lama terpejam  di kegelapan.  Gelap yang di selanya ada sebuah titik putih.  Titik putih nan jauh berada di sana.  Apakah itu cahaya...?

Aku sadar, darahku mengalir ke semua penjuru arah tubuhku.  Dalam gerakan di antara gerakan yang sering terulang itu, aku rasa darahku mengalir dari punggung ke kepalaku.

Thursday, January 2, 2014

Wahai Calon Perjalananku (2014)



Saya yang baru saja lengser--menyelesaikan masa bakti di organisasi PM PILAR FEB UNILA, dengan rasa haru bahagia, bangga, dan berterimaksih, hari ini saya bulatkan niat saya untuk mencoba kembali merangkai dan mengumpulkan kata dalam bait di tulisan ini.  Semoga keakraban dan rasa cinta keluarga yang terjalin di dalamnya tak akan pernah lekang oleh waktu.

Berbeda dari malam-malam sebelumnya, malam ini, saya duduk fokus di depan layar berukurkan 10.1 inchi yang menyebabkan saya teringat kembali, terkenang, dan akhirnya mencoba merangkai dan mengumpulkan gairah yang sempat hilang tempo dulu.

Dinginnya 2013 membuatku bermalas-malasan
Ku habiskan waktuku setidaknya hampir 365 hari tahun lalu, tapi sampai sekarang tak pernah ada bedanya dari hari-hari sebelumnya--24 jam masih kutemui dalam tiap satu harinya.  Tak ada bedanya bukan?  Berpindah tempat, haruskah aku melakukannya?  Bagaimana mungkin diriku yang tak mau disebut sia-sia ini harus tetap terjaga dalam mata yang terpejam.  Bukankah aku akan menjadi bagian orang yang merugi pabila aku merasa dan menyangka aku telah melakukan perbuatan dengan sebaik-baiknya?

Wahai calon perjalananku, inikah dasar mengapa aku harus berpindah tempat...?

Monday, April 8, 2013

SAPAAN KU UNTUKMU


Apa kabar kamu yang disana? Ku coba menyapamu kembali diwaktu ini bukan bermaksud memulai untuk mengulang hari yang pernah kita lewati, karena sekarang ku sadari ini sudah hampir lama kita sudahi. Aku hanya ingin sekedar tau, bagaimana kabarmu hari ini? Dengan cerita yang semakin bertambah di setiap putaran waktu, aku hanya ingin sesekali menyapamu kembali disini.

Semakin berjalan kesini, sangat aneh rasanya bila aku tak merindukan sosok itu. Seseorang yang sering ku sapa dengan senyum kecilku. Namun terkadang, aku jadi sibuk sendiri untuk memikirkan hal yang menjadi sangat ku sayangkan. Apa itu? Aku sangat menyayangkan ketika kamu tak lagi sabar menunggu waktu yang ku punya.

Terpilihnya mawar merah menjadi bunga favoritmu, aku tak tau jelas apa alasannya. Sekedar mengingatkan, ia memiliki duri yang cukup tajam untuk lukai jemari mungilmu. Sekalipun anggrek lama untuk tumbuh dan berkembang (bunga), tapi menurutku proses yang lama seperti itulah yang memberi kepuasan lebih tersendiri, percayalah.

Sudahlah pikirku mulai tak terarah, entah aku atau kamu yang kurang paham. Kadang terlalu asik dengan yang sekarang menjadikan kita acuh tentang bagaimana keadaan sekitar. Egois bukan? Sayatan itu terlalu perih ku rasa. Maka kau harus tau putihnya kasihku bagai mawar putih yang tak kau pilih.

☺☺☺☺☺☺☺☺☺ (Shinta R.Anggraini)

Saturday, March 23, 2013

Bagai Prosa dalam Kata (2)

Secarik kertas tertuliskan untaian alasan
Menghamburkan syukur dari dasar ketullusan
Membawa kepada segenggam harapan
Terbuang dalam singgahan yang tak bertempo
Terdampar dalam sebuah kisah tak berbait
Lalu terkenang disaat itu..

Dimana
Dimana saat ketika nestapa itu tak henti mengatup?
Dimana merdunya suling serunai itu?

Engkau,
Cobalah tetap menatap raga dengan waktu
Meski ribuan aral menggunung memuncak
Karean ku tau aasamu takkan perna pupus
Dan karean aku tau semangatmu terkuak dalam dao
Teringat hari itu maka kau pun bagai prosa dalam kata..


note:
wahai kau seseorang yang sering kusapa dengan sebutan mata uang negara asing itu

☺☺☺☺☺☺☺☺☺ (Shinta R.Anggraini)