Apa kabar kamu yang disana? Ku coba menyapamu kembali diwaktu ini bukan bermaksud memulai untuk mengulang hari yang pernah kita lewati, karena sekarang ku sadari ini sudah hampir lama kita sudahi. Aku hanya ingin sekedar tau, bagaimana kabarmu hari ini? Dengan cerita yang semakin bertambah di setiap putaran waktu, aku hanya ingin sesekali menyapamu kembali disini.
Semakin berjalan kesini, sangat aneh rasanya bila aku tak merindukan sosok itu. Seseorang yang sering ku sapa dengan senyum kecilku. Namun terkadang, aku jadi sibuk sendiri untuk memikirkan hal yang menjadi sangat ku sayangkan. Apa itu? Aku sangat menyayangkan ketika kamu tak lagi sabar menunggu waktu yang ku punya.
Terpilihnya mawar merah menjadi bunga favoritmu, aku tak tau jelas apa alasannya. Sekedar mengingatkan, ia memiliki duri yang cukup tajam untuk lukai jemari mungilmu. Sekalipun anggrek lama untuk tumbuh dan berkembang (bunga), tapi menurutku proses yang lama seperti itulah yang memberi kepuasan lebih tersendiri, percayalah.
Sudahlah pikirku mulai tak terarah, entah aku atau kamu yang kurang paham. Kadang terlalu asik dengan yang sekarang menjadikan kita acuh tentang bagaimana keadaan sekitar. Egois bukan? Sayatan itu terlalu perih ku rasa. Maka kau harus tau putihnya kasihku bagai mawar putih yang tak kau pilih.
Terpilihnya mawar merah menjadi bunga favoritmu, aku tak tau jelas apa alasannya. Sekedar mengingatkan, ia memiliki duri yang cukup tajam untuk lukai jemari mungilmu. Sekalipun anggrek lama untuk tumbuh dan berkembang (bunga), tapi menurutku proses yang lama seperti itulah yang memberi kepuasan lebih tersendiri, percayalah.
Sudahlah pikirku mulai tak terarah, entah aku atau kamu yang kurang paham. Kadang terlalu asik dengan yang sekarang menjadikan kita acuh tentang bagaimana keadaan sekitar. Egois bukan? Sayatan itu terlalu perih ku rasa. Maka kau harus tau putihnya kasihku bagai mawar putih yang tak kau pilih.
☺☺☺☺☺☺☺☺☺ (Shinta R.Anggraini)